watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

DIKAMAR TANTE NINIK

"Kriing.." jam di meja memaksa aku untuk
memicingkan mata.

"Wah gawat, telat nih" dengan tergesa-gesa aku
bangun lalu lari ke kamar mandi.

Pagi itu aku ada janji untuk menjaga rumah
tanteku. Oh ya, tanteku ini orangnya cantik
dengan wajah seperti artis sinetron, namanya
Ninik. Tinggi badan 168, payudara 34, dan
tubuh yang langsing. Sejak kembali dari Malang,
aku sering main ke rumahnya. Hal ini aku
lakukan atas permintaan tante Ninik, karena
suaminya sering ditugaskan ke luar pulau. Oh
ya, tante Ninik mempunyai dua anak
perempuan Dini dan Fifi. Dini sudah kelas 2 SMA
dengan tubuh yang langsing, payudara 36B,
dan tinggi 165.
Sedangkan Fifi mempunyai
tubuh agak bongsor untuk gadis SMP kelas 3,
tinggi 168 dan payudara 36. Setiap aku berada
di rumah tante Fifi aku merasa seperti berada di
sebuah harem. Tiga wanita cantik dan seksi
yang suka memakai baju-baju transparan kalau
di rumah. Kali ini aku akan ceritakan
pengalamanku dengan tante Ninik di kamarnya
ketika suaminya sedang tugas dinas luar pulau
untuk 5 hari.

Hari Senin pagi, aku memacu motorku ke
rumah tante Ninik. Setelah perjalanan 15 menit,
aku sampai di rumahnya.
Langsung aku parkir
motor di teras rumah.
Sepertinya Dini dan Fifi
masih belum berangkat sekolah, begitu juga
tante Ninik belum berangkat kerja.

"Met pagi semua" aku ucapkan sapaan seperti
biasanya.

"Pagi, Mas Firman. Lho kok masih kusut
wajahnya, pasti baru bangun ya?" Fifi
membalas sapaanku.

"Iya nih kesiangan" aku jawab sekenanya
sambil masuk ke ruang keluarga.

"Fir, kamu antar Dini dan Fifi ke sekolah ya.
Tante belum mandi nih. Kunci mobil ada di
tempat biasanya tuh." Dari dapur tante
menyuruh aku.

"OK Tante" jawabku singkat.

"Ayo duo cewek paling manja sedunia."

celetukku sambil masuk ke mobil. Iya lho, Dini

dan Fifi memang cewek yang manja, kalau
pergi selalu minta diantar.
"Daag Mas Firman, nanti pulangnya dijemput
ya." Lalu Dini menghilang dibalik pagar
sekolahan.

Selesai sudah tugasku mengantar untuk hari ini.
Kupacu mobil ke rumah tante Ninik.
Setelah parkir mobil aku langsung menuju meja
makan, lalu mengambil porsi tukang dan
melahapnya. Tante Ninik masih mandi,
terdengar suara guyuran air agak keras. Lalu
hening agak lama, setelah lebih kurang lima
menit tidak terdengar gemericik air aku mulai
curiga dan aku hentikan makanku. Setelah
menaruh piring di dapur. Aku menuju ke pintu
kamar mandi, sasaranku adalah lubang kunci
yang memang sudah tidak ada kuncinya. Aku
matikan lampu ruang tempatku berdiri, lalu aku
mulai mendekatkan mataku ke lubang kunci. Di
depanku terpampang pemandangan alam yang
indah sekali, tubuh mulus dan putih tante Ninik
tanpa ada sehelai benang yang menutupi terlihat
agak mengkilat akibat efek cahaya yang
mengenai air di kulitnya. Ternyata tante Ninik
sedang masturbasi, tangan kanannya dengan
lembut digosok-gosokkan ke vaginanya.
Sedangkan tangan kiri mengelus-elus
payudaranya bergantian kiri dan kanan.
Terdengar suara desahan lirih, "Hmm, ohh,
arhh".

Kulihat tanteku melentingkan tubuhnya ke
belakang, sambil tangan kanannya semakin
kencang ditancapkan ke vagina. Rupanya tante
Ninik ini sudah mencapai orgasmenya. Lalu dia
berbalik dan mengguyurkan air ke tubuhnya.
Aku langsung pergi ke ruang keluarga dan
menyalakan televisi. Aku tepis pikiran-pikiran
porno di otakku, tapi tidak bisa. Tubuh molek
tante Ninik, membuatku tergila-gila. Aku jadi
membayangkan tante Ninik berhubungan
badan denganku.

"Lho Fir, kamu lagi apa tuh kok tanganmu
dimasukkan celana gitu. Hayo kamu lagi
ngebayangin siapa? Nanti aku bilang ke ibu
kamu lho." Tiba-tiba suara tante Ninik
mengagetkan aku.

"Kamu ini pagi-pagi sudah begitu. Mbok ya
nanti malam saja, kan enak ada lawannya."
Celetuk tante Ninik sambil masuk kamar.
Aku agak kaget juga dia ngomong seperti itu.
Tapi aku menganggap itu cuma sekedar
guyonan. Setelah tante Ninik berangkat kerja,
aku sendirian di rumahnya yang sepi ini. Karena
masih ngantuk aku ganti celanaku dengan
sarung lalu masuk kamar tante dan langsung
tidur.

"Hmm.. geli ah" Aku terbangun dan terkejut,
karena tante Ninik sudah berbaring di sebelahku
sambil tangannya memegang Mr. P dari luar
sarung.

"Waduh, maafin tante ya. Tante bikin kamu
terbangun." Kata tante sambil dengan pelan
melepaskan pegangannya yang telah membuat
Mr. P menegang 90%.

"Tante minta ijin ke atasan untuk tidak masuk
hari ini dan besok, dengan alasan sakit. Setelah
ambil obat dari apotik, tante pulang." Begitu
alasan tante ketika aku tanya kenapa dia tidak
masuk kerja.

"Waktu tante masuk kamar, tante lihat kamu
lagi tidur di kasur tante, dan sarung kamu
tersingkap sehingga celana dalam kamu terlihat.
Tante jadi terangsang dan pingin pegang punya
kamu. Hmm, gedhe juga ya Mr. P mu" Tante
terus saja nyerocos untuk menjelaskan
kelakuannya.

"Sudahlah tante, gak pa pa kok. Lagian Firman
tahu kok kalau tante tadi pagi masturbasi di
kamar mandi" celetukku sekenanya.
"Lho, jadi kamu.." Tante kaget dengan mimik
setengah marah.

"Iya, tadi Firman ngintip tante mandi. Maaf ya.
Tante gak marah kan?" agak takut juga aku
kalau dia marah.

Tante diam saja dan suasana jadi hening selama
lebih kurang 10 menit. Sepertinya ada gejolak di
hati tante. Lalu tante bangkit dan membuka
lemari pakaian, dengan tiba-tiba dia melepas
blaser dan mengurai rambutnya. Diikuti dengan
lepasnya baju tipis putih, sehingga sekarang
terpampang tubuh tante yang toples sedang
membelakangiku. Aku tetap terpaku di tempat
tidur, sambil memegang tonjolan Mr. P di
sarungku. Bra warna hitam juga terlepas, lalu
tante berbalik menghadap aku. Aku jadi salah
tingkah.

"Aku tahu kamu sudah lama pingin menyentuh
ini.." dengan lembut tante berkata sambil
memegang kedua bukit kembarnya.
"Emm.., nggak kok tante. Maafin Firman ya."
Aku semakin salah tingkah.
"Lho kok jadi munafik gitu, sejak kapan?" tanya
tanteku dengan mimik keheranan.
"Maksud Firman, nggak salahkan kalau Firman
pingin pegang ini..!" Sambil aku tarik bahu tante
ke tempat tidur, sehingga tante terjatuh di atas
tubuhku.

Langsung aku kecup payudaranya bergantian
kiri dan kanan.

"Eh, nakal juga kamu ya.. ihh geli Fir." tante
Ninik merengek perlahan.

"Hmm..shh" tante semakin keras mendesah
ketika tanganku mulai meraba kakinya dari lutut
menuju ke selangkangannya.

Rok yang menjadi penghalang, dengan
cepatnya aku buka dan sekarang tinggal CD
yang menutupi gundukan lembab.
Sekarang
posisi kami berbalik, aku berada di atas tubuh
tante Ninik.
Tangan kiriku semakin berani
meraba gundukan yang aku rasakan semakin
lembab.
Ciuman tetap kami lakukan dibarengi
dengan rabaan di setiap cm bagian tubuh.

Sampai akhirnya tangan tante masuk ke sela-
sela celana dan berhenti di tonjolan yang keras.
"Hmm, boleh juga nih. Sepertinya lebih besar
dari punyanya om kamu deh." tante
mengagumi Mr. P yang belum pernah
dilihatnya.

"Ya sudah dibuka saja tante." pintaku.
Lalu tante melepas celanaku, dan ketika tinggal
CD yang menempel, tante terbelalak dan
tersenyum.

"Wah, rupanya tante punya Mr. P lain yang
lebih gedhe." Gila tante Ninik ini, padahal Mr. P-
ku belum besar maksimal karena terhalang CD.
Aksi meremas dan menjilat terus kami lakukan
sampai akhirnya tanpa aku sadari, ada
hembusan nafas diselangkanganku. Dan aktifitas
tante terhenti. Rupanya dia sudah berhasil
melepas CD ku, dan sekarang sedang
terperangah melihat Mr. P yang berdiri dengan
bebas dan menunjukkan ukuran sebenarnya.

"Tante.. ngapain berhenti?" aku beranikan diri
bertanya ke tante, dan rupanya ini
mengagetkannya.

"Eh.. anu.. ini lho, punya kamu kok bisa segitu
ya..?" agak tergagap juga tante merespon
pertanyaanku.

"Gak panjang banget, tapi gemuknya itu lho..
bikin tante merinding" sambil tersenyum dia
ngoceh lagi.

Tante masih terkesima dengan Mr. P-ku yang
mempunyai panjang 14 cm dengan diameter 4
cm.

"Emangnya punya om gak segini? ya sudah
tante boleh ngelakuin apa aja sama Mr. P ku."
Aku ingin agar tante memulai ini secepatnya.
"Hmm, iya deh." Lalu tante mulai menjilat ujung
Mr. P.

Ada sensasi enak dan nikmat ketika lidah tante
mulai beraksi naik turun dari ujung sampai
pangkal Mr. P

"Ahh.. enak tante, terusin hh." aku mulai
meracau.

Lalu aku tarik kepala tante Ninik sampai sejajar
dengan kepalaku, kami berciuman lagi dengan
ganasnya. Lebih ganas dari ciuman yang
pertama tadi. Tanganku beraksi lagi, kali ini
berusaha untuk melepas CD tante Ninik.
Akhirnya sambil menggigit-gigit kecil puting
susunya, aku berhasil melepas penutup satu-
satunya itu. Tiba-tiba, tante merubah posisi
dengan duduk di atas dadaku. Sehingga
terpampang jelas vaginanya yang tertutup rapat
dengan rambut yang dipotong rapi berbentuk
segitiga.

"Ayo Fir, gantian kamu boleh melakukan apa
saja terhadap ini." Sambil tangan tante
mengusap vaginanya.

"OK tante" aku langsung mengiyakan dan mulai
mengecup vagina tante yang bersih.
"Shh.. ohh" tante mulai melenguh pelan ketika
aku sentuh klitorisnya dengan ujung lidahku.
"Hh.. mm.. enak Fir, terus Fir.. yaa.. shh" tante
mulai berbicara tidak teratur.

Semakin dalam lidahku menelusuri liang vagina
tante. Semakain kacau pula omongan tante
Ninik. "Ahh..Fir..shh..Firr aku mau keluar." tante
mengerang dengan keras.

"Ahh.." erangan tante keras sekali, sambil
tubuhnya dilentingkan ke kebelakang.

Rupanya tante sudah mencapai puncak. Aku
terus menghisap dengan kuat vaginanya, dan
tante masih berkutat dengan perasaan enaknya.
"Hmm..kamu pintar Fir. Gak rugi tante punya
keponakan seperti kamu. Kamu bisa jadi
pemuas tante nih, kalau om kamu lagi luar kota.
Mau kan?" dengan manja tante memeluk
tubuhku.

"Ehh, gimana ya tante.." aku ngomgong sambil
melirik ke Mr. P ku sendiri.
"Oh iya, tante sampai lupa. Maaf ya" tante sadar
kalau Mr. P ku masih berdiri tegak dan belum
puas.

Dipegangnya Mr. P ku sambil bibirnya
mengecup dada dan perutku. Lalu dengan
lembut tante mulai mengocok Mr. P. Setelah
lebih kurang 15 menit tante berhenti mengocok.
"Fir, kok kamu belum keluar juga. Wah selain
besar ternyata kuat juga ya." tante heran karena
belum ada tanda-tanda mau keluar sesuatu dari
Mr.Pku.

Tante bergeser dan terlentang dengan kaki
dijuntaikan ke lantai. Aku tanggap dengan
bahasa tubuh tante Ninik, lalu turun dari tempat
tidur. Aku jilati kedua sisi dalam pahanya yang
putih mulus. Bergantian kiri-kanan, sampai
akhirnya dipangkal paha. Dengan tiba-tiba aku
benamkan kepalaku di vaginanya dan mulai
menyedot. Tante menggelinjang tidak teratur,
kepalanya bergerak ke kiri dan kanan menahan
rasa nikmat yang aku berikan. Setelah vagina
tante basah, tante melebarkan kedua pahanya.
Aku berdiri sambil memegang kedua pahanya.
Aku gesek-gesekkan ujung Mr. P ke vaginanya
dari atas ke bawah dengan pelan. PErlakuanku
ini membuat tante semakin bergerak dan
meracau tidak karuan.

"Tante siap ya, aku mau masukin Mr. P" aku
memberi peringatan ke tante.
"Cepetan Fir, ayo.. tante sudah gak tahan nih."
tante langsung memohon agar aku secepatnya
memasukkan Mr. P.

Dengan pelan aku dorong Mr. P ke arah dalam
vagina tante Ninik, ujung kepalaku mulai dijepit
bibir vaginanya. Lalu perlahan aku dorong lagi
hingga separuh Mr. P sekarang sudah tertancap
di vaginanya. Aku hentikan aktifitasku ini untuk
menikmati moment yang sangat enak.
Pembaca cobalah lakukan ini dan rasakan
sensasinya. Pasti Anda dan pasangan akan
merasakan sebuah kenikmatan yang baru.
"Fir, kok rasanya nikmat banget.. kamu pintar
ahh.. shh" tante berbicara sambil merasa
keenakan.

"Ahh.. shh mm, tante ini cara Firman agar tante
juga merasa enak" Aku membalas omongan
tante.

Lalu dengan hentakan lembut aku mendorong
semua sisa Mr. P


Adult | GO HOME | Exit
1/3848
U-ON

inc Powered by Xtgem.com